3 Negara Ini Batalkan Rencana Mata Uang BRICS

Anonym



1. Brasil

Brasil memutuskan untuk membatalkan rencana pengembangan mata uang bersama BRICS selama masa kepresidenannya di blok tersebut tahun ini. Sebagai gantinya, Brasil akan lebih fokus pada fasilitasi perdagangan antarnegara dengan menggunakan mata uang lokal.


Keputusan ini diambil setelah ancaman dari Presiden AS, Donald Trump, yang menantang dominasi dolar AS di pasar global. Beberapa pejabat Brasil yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa rencana mata uang bersama BRICS tidak berkembang dari sekadar wacana politik dan belum mencapai tahap pembahasan teknis.


Negara-negara anggota BRICS kini akan lebih berkonsentrasi pada reformasi sistem pembayaran internasional agar transaksi menggunakan mata uang lokal masing-masing menjadi lebih mudah. Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, yang selama ini mendukung pengurangan ketergantungan pada dolar AS, menekankan pentingnya mencari alternatif mata uang dalam perdagangan internasional.


2. India

India menolak penciptaan mata uang bersama di antara anggota BRICS, dan lebih memilih untuk meningkatkan perdagangan menggunakan mata uang lokalnya sendiri.


Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, menegaskan bahwa India tidak mendukung penciptaan mata uang BRICS yang sebelumnya dianggap sebagai pesaing dolar Amerika Serikat (USD). India khawatir jika disahkan, hal ini akan menimbulkan pandangan negatif dari AS mengenai dukungannya terhadap dedolarisasi, dan juga tidak ingin berbagi mata uang dengan rivalnya, China.


Selama ini, India dan China telah terlibat sengketa perbatasan dan konflik dagang selama lebih dari lima dekade. Menerima keberadaan mata uang bersama dengan China dianggap dapat membuat pemerintahan Modi terlihat lebih lemah dan mengancam prospek pemilihannya di masa depan.


3. Rusia

Rusia juga menunjukkan sinyal penolakan terhadap rencana penciptaan mata uang BRICS. Presiden Vladimir Putin tidak memiliki rencana untuk mengembangkan mata uang khusus untuk negara-negara anggota BRICS, karena pembuatan mata uang tersebut akan memerlukan proses yang rumit dan panjang.


"Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, menyatakan bahwa Presiden Putin belum berencana untuk mengembangkan sistem pembayaran apapun untuk negara-negara anggota BRICS, seperti mata uang BRICS, karena kita semua menyadari bahwa ini bukanlah hal yang mudah," ungkapnya dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta Selatan pada Senin, 28 Oktober.


Tags